Jika Anda memakai OS Windows 10 untuk laptop atau komputer PC, kamu perlu tahu tentang cara restore windows 10.
Terutama jika laptop atau komputer yang kamu miliki mengalami:
- Serangan virus,
- Tiba-tiba trouble dan sering crash/blue screen,
- Gagal booting atau booting yang berulang-ulang (bootloop), dan
- Mulai sering lelet/loading/hang.
Jika masalah-masalah tersebut terjadi, mungkin sistem Windows 10 kamu mengalami perubahan.
Kamu dapat mencoba mengatasinya dengan melakukan system restore tanpa harus melakukan install ulang.
Seperti apa system restore dan bagaimana cara restore windows 10 yang mudah dan aman? Begini penjelasannya.
Daftar Baca:
Mengenal System Restore
System Restore berarti mengembalikan kondisi system Windows 10 kembali pada kondisi pada waktu tertentu.
Misalkan di tanggal 11, Windows 10 kamu kondisinya masih baik-baik saja. Tiba-tiba di tanggal 12 atau 13, laptop kamu kena serangan virus sehingga sering error, bootloop, blue screen, atau hang.
Nah, Kamu bisa pilih untuk mengembalikan sistem (system restore) ke kondisi pada tanggal 11 tanpa harus install ulang.
Dengan cara ini, laptop kamu bisa kembali normal tanpa kamu harus kehilangan software-software yang telah diinstal sebelumnya.
Lebih enak kan, daripada install ulang? Jadi kamu nggak perlu repot untuk menginstall lagi software–software yang sering kamu pakai.
Cara Membuat Restore Point Windows 10
Untuk dapat menggunakan fitur system restore ini, Kamu perlu membuat system image atau restore point terlebih dahulu.
Pada versi-versi sebelumnya, Windows biasanya membuat restore point secara otomatis tiap jangka waktu tertentu.
Tetapi, di Windows 10, fitur ini secara default dinonaktifkan. Untuk itu, kamu perlu mengaktifkan dan membuatnya secara manual.
Begini langkah-langkahnya.
Masuk ke halaman [Explorer] lalu klik kanan pada [This PC] di navigation area sebelah kiri. Dari menu yang muncul, pilih [Properties] untuk masuk ke [Control Panel].
Pilih di antara menu yang tersedia [System and Security] > [System Protection] untuk masuk ke System Properties.
Atau kalau mau lebih singkat, kamu dapat langsung mengetikkan di kolom pencarian “restore”. Lalu dari pilihan yang tersedia, klik [Create a restore point].
Selanjutnya kamu akan dibawa ke System Properties.
Pastikan pada kolom [Protection] menunjukkan indikator “On”, terutama untuk drive di mana kamu menginstall sistem Windows (Local Disk: C).
Jika [Protection] belum “On”, kamu dapat mengaturnya melalui tombol [Configure]. Kemudian pilih “Turn on System Protection”.
Jika kolom [Protection] sudah dalam kondisi “On”, kamu biasa langsung klik tombol [Create] di bawahnya.
Ketikkan deskripsi untuk restore point yang kamu buat. Akan lebih baik jika deskripsinya dalam bentuk tanggal sehingga lebih mudah untuk melacak kapan restore point ini dibuat.
Tunggu beberapa saat sampai proses pembuatan restore point selesai.
Berapa lama waktu restore Windows 10 bergantung pada besar ukuran sistem WIndows kamu. Semakin banyak software yang sudah kamu install semakin lama proses ini berlangsung.
Setelah selesai, akan muncul pemberitahuan “The restore point was created successfully”.
Ini berarti kamu sudah berhasil menerapkan cara membuat restore point di Windows 10 yang bisa Kamu gunakan nantinya.
Cara Melakukan Restore pada Windows 10
Setelah restore point berhasil dibuat, selanjutnya Kamu perlu tahu bagaimana menggunakannya untuk melakukan restore pada Windows 10 kamu.
Cara restore Windows 10 dapat dilakukan sesuai langkah berikut.
Masuk ke menu [System Properties] sesuai langkah yang telah diuraikan sebelumnya. Tapi kali ini, pilih menu [System Restore].
Kamu akan dibawa ke wizard System Restore. Pilih [Next] untuk ke menu selanjutnya.
Pilih restore point yang sudah kamu buat. Pastikan untuk memilih restore point terdekat saat Windows 10 kamu masih dalam kondisi stabil. Kemudian klik [Next].
Selanjutnya sistem akan melakukan konfirmasi apakah benar kamu akan melakukan system restore ke restore point tersebut? Jika sudah yakin klik [Finish].
Secara otomatis, komputer akan melakukan restart dan menutup semua aplikasi. Selanjutnya saat menyala kembali, sistem Windows kamu sudah akan kembali ke kondisi saat pembuatan restore point tersebut.
Cara Restore WIndows 10 Lewat BIOS
Langkah restore Windows 10 di atas merupakan langkah teraman yang direkomendasikan dengan melalui sistem Windows.
Tetapi, ada kalanya Windows 10 kamu begitu error sampai nggak bisa booting dan log on sama sekali.
Untuk itu, kamu perlu tahu bagaimana cara restore Windows 10 jika tidak bisa booting. Yaitu melalui BIOS (Basic Input Output System).
Meskipun kamu tidak bisa login ke dalam Windows, pada dasarnya kamu tetap bisa mengakses komputer kamu. Tapi tidak bisa lewat GUI (Graphic User Interface) Windows.
BIOS menggunakan antarmuka berbentuk teks yang paling dasar. Cara menggunakan BIOS untuk restore Windows 10 yaitu sebagai berikut.
- Dalam kondisi komputer mati, nyalakan tombol powernya.
- Ketika layar masih hitam dan menampilkan kursor sedang berkedip, tekan berulang-ulang tombol [Escape] atau [F8].
- Selanjutnya akan muncul pemberitahuan bahwa Windows 10 kamu gagal dijalankan. Klik tombol [Advanced Options].
- Terdapat 3 menu yang tersedia di [Advanced Options], klik [Troubleshoot].
- Di menu [Troubleshoot] ada 6 pilihan, masing-masing penjelasannya seperti ini.
- Startup Repair = perbaikan otomatis jika problem hanya terjadi pada saat startup atau akan menjalankan Windows;
- Startup Settings = melakukan perubahan manual pada proses loading WIndows;
- Command Prompt = mengakses menu [Command Prompt];
- Uninstall Updates = membatalkan update terbaru dan kembali menggunakan versi sebelum update;
- UEFI Firmware Settings = merubah pengaturan firmware UEFI
- System Restore = melakukan system restore.
- Pilih [System Restore] untuk masuk ke wizard system restore. Selanjutnya ikuti langkah-langkah restore sistem Windows 10 yang telah diuraikan sebelumnya.
Yang Perlu Diketahui tentang System Restore Windows 10
System restore sering dianggap sebagai jalan pintas untuk menyelesaikan masalah yang terjadi pada perangkat komputer.
Tapi Kamu perlu tahu hal berikut ini tentang system restore Windows 10.
Pertama, meskipun tidak mempengaruhi data di drive lain, tapi system restore mengubah data di drive C. Termasuk file di folder [My Library] dan turunannya.
Karena itu pastikan semua data penting disimpan atau dipindah ke drive lainnya (Local Disk: D atau Local Disk: E)
Kedua, system restore tidak menghapus software atau data di drive C yang disimpan sebelum waktu pembuatan restore point. Begitu juga data yang telah dihapus, akan dikembalikan seperti saat pembuatan restore point.
Karena itu meskipun terasa mudah untuk melakukannya, sebaiknya sebisa mungkin Kamu menggunakannya sebagai opsi terakhir sebelum install ulang.
Nah, demikian panduan lengkap cara restore Windows 10, baik lewat sistem Windows biasa, maupun melalui BIOS Windows 10.
Jika kamu menemui kendala saat melakukan restore, silakan ceritakan di kolom komentar ya.